karena adanya kategori "eat-alive", saya menulis posting kali ini. siapa tau dengan menulis masalah makanan saya bisa lebih fokus. makan bagi saya adalah sebuah ritual. ritual untuk melepaskan sejenak beban. -ritual dimulai saat memilih untuk mau makan dimana. ritual ini termasuk sulit. melihat budget, jarak tempuh, partner makan, dan banyak lagi. strategi matang perlu disini. kalo gak matang bisa ancur. misalnya kondisi hati lagi ancur banget diiringi rasa lapar mendera ganas. tiba-tiba mesti antri dulu! bukannya jadi pelarian tapi malah jadi penambahan beban. -dilanjutkan dengan ritual memilih menu. karena ini pelarian, jangan memilih menu favorit. pilih menu baru. strateginya, pilih yang namanya aneh dan liat harganya. harga jarang menipu. -sensasi gejolak perut menunggu makanan tersaji adalah keasyikan sendiri. jangan memikirkan orkestrasi apa yang sementara dibawakan oleh perangkat cerna kita. luaskan pandangan. 'bening-bening' sekitar kita dapat menambah nilai ...
cacatan-catatan di sebuah pojokan