Sep 21, 2006

puasa

yup. puasa tidak lama lagi. bahkan dalam hitungan hari. bayangan singkat yang muncul sahur dan berbuka. kosep pemikiran saya saking rendahnya hanya berlari ke situ. tapi bukan berarti gak ada niat beramal. ada, banyak malah(gila riya lagi)!!!!

menurut ramalan saya, tulisan ini bakal terbaca sementara bulan puasa bahkan setelahnya. tapi tidak mengurangi nilai tulisan yang berjudul "puasa". puasa dalam bahasa inggris adalah fasting. fasting?? pikiran saya yang tetap saja dangkal menganggap ini dari kata fast. cepat. apakah ini berarti karena yang bikin kosakata ingin cepat2 mengakhiri puasanya atau malah berpikir ritual ini mempercepat umur seseorang? entahlah, seandainya saya yang diberi kesempatan mengarang(hahaha, kemampuan saya cuma ngarang) puasa mungkin saya artikan dengan delicious sehingga jadi deliciousing. jadi puasa, terbayang jadi suatu yang nikmat. walau bagi sebagian orang tetap berat setidaknya bayangan kata-kata nikmat lumayan mengendurkan dahaga.

puasa itu ringan? tidak juga. ini adalah perang. perang tidak pernah mudah. tapi perang berarti kita tak boleh nyerah. pernah saya ke sentral, menjelang lebaran. panas bumi kala itu mungkin bisa menghidupkan solar cell untuk listrik satu kampung di pegunungan tanralili( salah satu gunung di perbatasan malino-maros yang disinyalir oleh guru geografi saya markas pencuri). saya waktu itu naik pete-pete. buat yang tidak pernah tau, atau coba melupakannya. pete2 itu angkutan kota yang mayoritas berwarna biru dengan musik berselera rendah dan dipenuhi angin yang berasal lubang jendela atau lubang2 lain yang terdapat dalam mobil yang rata-rata sudah keliatan pantas masuk museum. bayangkan. panas + pete2. dan tambahkan satu bumbu lagi, macet. mungkin di saat biasa, air minum adalah solusi singkat mengurangi penderitaan. tapi ini bulan puasa. air minum dilarang melewati kerongkongan sebelum adzan magrib berkumandang. bila sudah terbayang kesemuanya. saya tambahkan penutupnya. waktu itu sopirnya dengan santainya minum segelas air dari penjaja di tengah kemacetan. kurang bangsat apalagi coba? tapi untungnya ini bulan puasa. tiba-tiba saja kelenjar liur beraksi mencoba membasahi walau terkadang minim hasil pula. lengkaplah hari itu, panas terik+naik pete2+macet+sopir minum+penjual minum. godaankah? tidak juga. karena hari itu saya berbuka tepat setelah adzan magrib di TVRI( walau menurut RRI belum). puasa hari itu nikmat!!!!

tentang puasa juga, dulu waktu saya masih SD saya pernah makan diam-diam. waktu itu puasa bagi saya hanya ritual antara sahur sampai buka dengan tidak boleh makan dan minum. esensinya untuk anak seumuran saya masih kurang jelas( walau tidak berarti sekarang sudah jelas). waktu itu habis belanja baju lebaran. saking lelahnya saya masuk ke wc dengan kitkat di kantong. makan pun dimulai. masalah pun datang setelahnya. air minum? hahaha saya memang orang cerdas!!!! mengingat saya ada di wc tentunya air tersedia melimpah. saya tidak sia-siakan kesempatan itu. seteguk-dua teguk mengalir lincah menghabiskan dahaga. hahahaha. setelah itu keluar dengan tampang tidak terjadi apa2. tapi sekarang saya sadar, waktu tampang saya menutupi yang terjadi, itu malah menimbulkan keyakinan sama seseorang bahwa saya telah melakukan kesalahan... jadi mungkin mereka tahu bahwa puasa saya waktu itu batal dengan cemen. sekarang? hahaha tentu tidak. daripada sembunyi mending terang2an. karena itu puasa saya senantiasa utuh sebulan penuh.

ya semoga insiden masa lalu tidak perlu terulang. dan semoga anugerah untuk tetap berpuasa sebulan penuh masih tetap milik saya.
amin......

meruang tak bertepi-tak berujung batas

Beginilah busuknya dunia….


Beginilah busuknya dunia…eh hidung.

Dunia ini busuk, sama seperti yang tercium dalam ruangan saya. tapi bukan berarti busuk yang seperti hidung anda sering raba. saat ini ruangan saya berbau minyak kelapa. entah beberapa orang dengan pede berlebihan mengatakannya harum. hidung macam apa yang mereka kenakan???
ternyata tidak hanya ketampanan yang relatif. bau juga relatif. tapi saya sering berkata " walau kecantikan dan ketampanan relatif, tapi setidaknya kita sepaham kalo dian sastro itu cantik " lalu apakah bau juga mengalami hal yang sama seperti yang ditimpa oleh wajah? jawabannya mungkin saja iya mungkin saja tidak. jawabannya relatif dalam kerelatifan itu sendiri. hahahaha....

saya punya pengalaman yang aneh. kampung bapak saya di bau-bau Sulawesi Tenggara. tempat saya besar di bulu-bulu mandai(suatu tempat hunian reprensentatif di batas kota). mendengar kedua tempat itu, bulu-bulu dan bau bau, cenderung menimbulkan efek psikologis yang agak dangkal dalam alam pikir saya. saya enggan menyebut kedua tempat tersebut ke orang lain. jadi suatu saat orang bertanya kepada saya kampung kamu mana? kalo dari pihak ibu sih saya jawabnya maros(padahal bulu-bulu) kalo dari pihak bapak saya jawab sulawesi tenggara... ha2 memang saya loser. buktinya untuk hal seremeh itupun saya bertindak loser. tidak mau pede sedikit saja buat mengakuinya. bau bau ternyata lebih harum dibanding tindakannya saya. padahal saya yakin walau cuma mandi dua kali sehari, minggu terkadang sekali saja, dan kalo ada libur sebulan saya mandi kalau cuma mau keluar, saya tidak bau-bau amat. setidaknya hidung saya berkata demikian. saya tidak tau apa hidung saya pembohong, sejauh yang saya kenal ia jujur-jujur saja.

sudah, kita tinggalkan bau2 an itu di belakang. karena memang bau itu dari belakang. beda kalo ada orang nekat kentut (yang bermaterial) di depan kita. maka bau itu bisa diperkirakan dari depan.

sekarang ada baiknya kita lanjutkan cerita saya tentang tempat saya membesar. bulu-bulu. lagi2 hal ini cenderung bisa menimbulkan psikotraumatis(weits apa lagi ini?). lucunya dulu saya punya sajadah kesayangan, nama saya beserta alamat saya secara garang saya tulis di sana. waktu pun berlanjut, rasa sayang saya tidak pernah berkurang. hingga tiba saya harus menuntut ilmu di sekolah yang berasrama. sajadah kesayangan itu saya bawa serta. -sedikit menyimpang dulu, gila ternyata saya cukup alim!!! sampai sajadah saja ada yang kesayanggan segala-. dimulailah sedikit petaka di kala magrib. sejadah yang saya sering bawa2 itu(tenang aja, maksudnya di bawa ke mesjid. saya tidak sefanatik-fanitaknya sampai membawanya pergi ke ruang makan) tersingkap( jangan bayangkan ini sebuah rok berwarna merah). reaksi saya yang pertama langsung panik. saya langsung mengambil sajadah saya, melipatnya. bayangkan hanya karena ada tulisan bulu-bulu dibaliknya. bayangkan kalo saya lagi sholat dan ada yang bodoh balik2 sajadah se-saf.... untung hingga hari ini, tidak mahluk sebodoh-bodoh amat itu.

kampung saya bau-bau tapi tak bau
rumah saya di bulu-bulu tak banyak bulunya...

gracias, makasih udah baca tulisan remeh temeh ini....

meruang tak bertepi-tak berujung batas

Sep 20, 2006

??meruang tak bertepi-tak berujung batas??

meruang tak bertepi-tak berujung batas

potongan lirik padi tersebut sekarang menjadi signature di emailku. meruang tak bertepi-tak berujung batas adalah frasa dari lagu lingkaran.
Terkadang kita mengalami keadaan ini. kita hendak lari dari suatu ruang bernama masalah, tapi ruang itu seakan tak bertepi dan tidak mempunyai ujung batas. masalah -yang saya anggap bagai suatu ruang- seringkali mengurung kita di dalamnya. segala usaha kita tuk bersegara keluar, termentahkan. saya cukup sering mengalami keadaan ini, terkurung rapat dalam ruang masalah. senyum memudar, motivasi secara drastis memuai. dan bodohnya saya, seringkali saya tidak pernah sedkit berusaha lari dari ruang ini. dan ketika saya lari pun ternyata, ruang ini tak bertepi tak berujung batas. saya pun lebih sering menyerah terhadap kungkungan ini. tapi ada kalanya saya bisa kabur dari ruang ini, saya mencoba menghantam tembok2 ruang ini. saya pun berhasil kabur sejenak dari ruang itu. tapi ada masalah pelik lagi, tembok yang rusak itu ternyata merusak kekokohan ruang lain. ruang lain seakan ikut terpengaruh dengan rusaknya ruang bernama masalah. ruang lain itu berupa ruang rasa. rasa yang ada dalam diri. sejenak lari dari ruang bernama masalah seakan muncul dengan seketika suatu ruang sesal. ruang itu walau tidak seganas dan seagresif ruang masalah ternyata mampu mengikis habis komitmen terhadap diri sendiri. bukannya saya tidak sadar akan usaha saya yang sia2. saya secara tidak langsung sering mencari pemecahan. pemecahan yang absolut sampai saat ini masih sulit saya temukan. tapi saya teringat kata2 yang saya buat sendiri waktu SMA. " jangan buat masalah, kalopun harus, hadapilah masalah itu" maknanya mungkin dangkal. tapi tidak bagi saya. terkadang bila ada masalah, saya coba menghadapinya walau kadang tanpa solusi tersiapkan. di benak saya cuma satu, jangan lari!!!! ternyata kadang solusi muncul begitu saja. bahkan terkadang masalah tidak benar2 ada. hanya pikiran yang terlalu mendramatisir suasana. tapi tetap saja, walau berkeyakinan diri saja yang terlalu mendramatisir tetap saja saya masih sering terkurung di sana. dan terdiam.

Sep 19, 2006

Ubah saja caramu memandang

ubah saja caramu memandang dunia. lakukan hal itu bila kalian merasa dunia ini atau dunia kalian tidak bisa lagi terselamatkan. Contoh kasus : Saya saat ini berada di tempat yang sempat saya kategorikan sebagai most stuckest palce ever. gak ada yang salah dengan kalimat itu. tempat ini(pare2 tentunya) memang stuck. tapi suatu hari saya coba menggeser berapa derajat sudut pandang saya. hasilnya? tetap saja stuck. kota ini kota mati. tidak ada harapan. lalu apakah saya senantiasa mempertahankan sudut pandang ini? untuk beberapa saat, iya. tapi suatu saat saya sampai titik paling stuck dari kota ini. dan inipun secara tidak sadar menggubah komposisi sudut pandang saya. sejak hari itu, saya pasrah. dan ternyata susdt pandang saya yang memang liar dari dulu. bergerak tanpa perintah absolut dari saya. dunia seakan bergeser beberapa mili centi.....
---not finished yet ------

Sep 9, 2006

salam kenal...

fiuh...setelah melalui perjuangan panjang akhirnya masuk juga... ntar lagi lanjut deh...dah disuruh pulang nih!!!